SAYAP33 - AN OVERVIEW

sayap33 - An Overview

sayap33 - An Overview

Blog Article

perlengkapan harus mengangkat senjata mereka. Pasukan cadangan yang ada tidak akan mencukupi lagi,“ jawab penghubung itu.

Namun dalam pada itu, Ki Rangga Larasgati yang membawa pasukannya mundur ke perkemahan menjadi sangat marah. Hatinya menjadi sakit sekali menyaksikan kenyataan itu. Ia kecewa bahwa ia agak mengabaikan beberapa keterangan tentang Tanah Perdikan itu sebelumnya dan merendahkannya.

Sudah tentu yang dapat menguntungkan mereka masing-masing. Karena itu, harus ada sengatan sedikit agar para pemimpin Pajang sempat membicarakannya bersama-sama. Mengambil langkah yang wajar tetapi pasti yang diketahui oleh para pemimpinnya.”

Ternyata Ki Tumenggung menganggap bahwa berbicara di halaman adalah cara yang paling baik untuk tetap merahasiakan pembicaraan, karena tidak akan ada orang yang mengintip dibalik dinding untuk dapat mendengarkan pembicaraan itu.

Risang telah bersiap pula menghadapi segala kemungkinan. Namun ia masih sempat melihat sekilas, apa yang terjadi disebelah menyebelahnya. Risang dan Bibi ternyata telah mendapatkan lawan masing-masing.

“Kau kira aku tidak dapat berhubungan dengan para pemimpin di Pajang untuk membuktikan kebenaran kata- katamu? Kau dapat memberikan laporan apa saja sehingga para pemimpin di Pajang memerintahkan sepasukan prajurit untuk datang ke Tanah Perdikan ini. Tetapi akupun dapat memberikan laporan langsung kepada para pemimpin di Pajang atas tingkah lakumu disini.

Justru karena memang terdapat kelemahan pada pangkal sayap, maka prajurit Pajang telah berusaha untuk memanfaatkannya sebaik-baiknya. Jika mereka berhasil mematahkan pangkal sayap itu, maka tentu akan ada pengaruh jiwani pada para pengawal, sehingga mereka tidak lagi memiliki cukup keberanian untuk mengambil langkah.

Sebenarnyalah Risang memang bersikap sebagai seorang prajurit terhadap para pengawal Tanah Perdikan dalam keadaan yang gawat itu. Para pengawalpun menyadari, justru mereka tahu bahwa Risang memang pernah menjadi seorang prajurit.

Dalam pada itu, di padukukan pertama yang berhadapan dengan perkemahan para prajurit Pajang, Risang telah mengatur pertahanannya.

Sementara Risang telah mempersiapkan pula para pengawal Tanah Perdikan Sembojan untuk menghadapi akibat yang paling buruk sekalipun menghadapi Pajang yang menurut penilaian Risang telah berubah karena tingkah laku dan sikap para pemimpinnya.

“Apakah yang kira -kira akan terjadi?“ bertanya seorang pemimpin kelompok. “Kita adalah pengawal sebuah Tanah Perd ikan yang secara sah ada. Ada surat kekancingan dan kita alternatif sayap33 sudah menunjukkan keberadaan kita untuk waktu yang cukup lama,“ jawab Risang.

Orang-orang yang akan memeras Tanah Perdikan ini tentu tidak akan ragu-ragu menyingkirkan orang yang dianggapnya akan merintangi usaha mereka. Tanpa Risang, alasan terjadi kekisruhan disini akan menjadi semakin kuat,“ berkata Kiai Badra yang masih tetap ragu -ragu.

Gandarpun dengan cepat menyelinap kebelakang garis pertempuran. Dari seorang pengawal ia tahu dimana Iswari berada. Karena itu maka iapun telah berlari-lari menemuinya dan melaporkan kehadirannya.

Risang yang ikut mendengarkan pembicaraan itu tiba- tiba membentak, “Tinggalkan tempat ini segera. Atau untuk selamanya kau tidak akan pernah keluar dari tempat ini.”

Report this page